Sebelumnya saya mau mengucapkan Mohon Maaf Lahir Batin buat temen-temen semua, seandainya ada tulisan saya yang kurang berkenan. Kali ini saya tulis mengenai perjalanan mudik saya. Tulisan ini saya bagi menjadi 2 bagian, karena ada beberapa hal yang ingin saya bandingkan. Seperti cara mengemudi, dan kondisi perjalan yang berbeda.
Perjalanan dimulai hari sabtu , 27 September jam 14.00. Cuaca cukup panas saat akan berangkat. Meskipun begitu, saya cukup senang dengan kondisi ini. Mengingat saya jika kondisi mendung dan hujan, maka perjalanan akan sangat lama. Karena ban luar si Black masih standar, belum ada budget buat ganti nih.
O iya, sebelum berangkat, si Black saya isi Premium Rp.50.000. Indikator bensin pada titik terendah dan mulai berkedip-kedip. Asumsi saya, setelah indikator tadi mulai berkedip lagi, berarti itulah jarak yang maksimal bisa ditempuh si Black. Rute perjalanan adalah Kudus-Semarang-Ungaran-Ambarawa-Secang-Magelang-Muntilan-Jogjakarta, total sekitar 180 km. Dan untuk mengukurnya tidak lupa Trip B saya setting ke 0 km.
Perjalanan Kudus-Semarang lumayan lancar, meskipun masih ada beberapa bagian jalan yang belum selesai pengerjaannya. Bahkan di jalan yang cukup halus, si Black bisa lari mencapai 115 kmpj. Sebenernya masih bisa lebih, tapi mengingat kondisi di kanan kiri jalan, sawah yang membentang luas, Sehingga angin yang cukup besar dari sisi kanan membuat si Black agak goyang.Jam 15.15 saya sampai di semarang, saya sempatkan untuk mampir ke dealer TVS, untuk menanyakan Stok Lampu Kota, karena lampu kota si Black mati sebelah. Tapi ternyata hari sabtu jam 14.00 sudah tutup bengkelnya, meskipun masih ketemu montirnya. Lain kali akan saya tulis mengenai masalah lampu kota ini.
Selanjutnya perjalanan Semarang-Ambarawa adalah rute yang cukup menarik sekaligus menyebalkan. Kenapa? Karena di rute tersebut saya ketemu serombongan besar motor-motor Plat B. Yang paling menarik dari rombongan ini, mereka tetap semangat meskipun sudah menempuh jarak yang cukup jauh. Padahal tidak jarang dalam 1 motor ditumpangi sampai 4 orang. Nah, yang menyebalkan, di rute ini ada tidak kurang dari 3 pasar dan 2 pabrik, yang membuat macet. Padahal Rute ini sudah 4 lajur.
Selanjutnya Rute Ambarawa-Secang, Ini rute favorit saya, jalan perbukitan dengan suasana hutan yang cukup asri. Sayangnya memasuki Ambarawa, awan mulai mendung. Dan akhirnya akhirnya hal yang paling saya khawatirkan terjadi, hujan. Mengingat pengalaman saya sebelumnya dengan ban TVS ini, saya cuma berani jalan antara 40-50 kmpj. Lambaaaaat sekali rasanya. Padahal dalam kondisi normal, saya yakin si Black bisa lari 80-100 kmpj disini. Hampir memasuki kota Secang, hujan berhenti. Saya belum berani memacu lebih cepat, karena kondisi ban masih basah.
Rute Secang-Muntilan, ini rute yang sebenarnya cukup enak. Jalan lurus, halus, dan pasar yang tidak tumpah ke jalan.Sayangnya jalur ini cuma 2 lajur.Jadi kalo ada angkot atau bis yang berhenti seenaknya, jalannya agak terhambat. Menurut saya idealnya jalan propinsi itu 4 lajur, jadi saat terjadi kecelakaan, atau perbaikan jalan. Jalur tersebut tidak terlalu terganggu. Oiya, di rute ini panas mesin mulai terasa sampai ke betis. Agak kurang nyaman sih, tapi tidak mengganggu.
Rute terakhir,Muntilan –Jogja. Ini rute yang paling ideal menurut saya. Jalan 4 lajur,dan pasar yang tidak tumpah kejalan. Karena sudah cukup lelah dengan 3 jam perjalanan non stop, si Black saya ajak lari santai 65-70 kmpj. Setelah menempuh perjalanan 4 jam, akhirnya sampai di rumah Trip B di indikator saya menunjukkan 178,2 km.
Setelah si Black saya ajak keliling jogja untuk bersilaturahmi ke saudara & kerabat, akhirnya si Black indikator bensinnya berkedip juga. Trip B menunjukkan 426 km. Hmm ternyata si Black masih irit, padahal sudah diajak lari stop & go, serta macet juga. Saya isi lagi dengan jumlah yang sama. Dan nanti saya ukur lagi setelahnya.
Kesimpulan saya selama di perjalanan ini, si Black tidak mengalami hambatan apa pun dalam melewati jalan yang agak kurang bersahabat & jalan yang menanjak.Suara mesin juga tidak berubah, tetap halus. Meski pun panas dari mesin cukup membuat betis tidak nyaman. Satu lagi, mesin si Black akan bergetar dan cukup mengganggu pada kecepatan 65-80 kmpj. Jadi saran saya kalau anda mau agak cepat ya sekalian dipacu diatas 80 kmpj.Tapi kalau mau santai, maksimal di kecepatan 65 kmpj.
Next,akan saya tulis mengenai perjalanan pulang kembali ke Kudus
Sudah sekitar 3 hari ini si Black suaranya agak bergetar saat di RPM 4.000, padahal biasanya halus. Saya cek asal suaranya, ternyata bukan dari mesin. Tetapi dari rumah lampu depan. (Loh kok bisa?)
Bisa aja, diantara rumah lampu depan dengan panel speedo meter, ada sekitar 8 bantalan karet yang menghubungkan keduanya. Nah, ada 1 bantalan karet yang terlepas, dan ini menimbulkan getaran yang kurang enak didengar. Sebenarnya setiap bantalan tadi sudah di lem, tapi sepertinya yg satu ini kurang kuat lemnya.
Akhirnya bantalan karet yang hilang tadi saya ganti, dan saya lem ulang ke panel speedo meter. Hasilnya getaran yang mengganggu jadi hilang. Dan si Black siap mudik ke Jogja deh besok…
No comments:
Post a Comment